Saturday, April 27, 2013

Solar Water Pumping System (SWPS) Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta


Semakin menipisnya cadangan bahan bakar fosil dunia, membuat energi baru dan terbarukan menjadi sangat besar prospeknya di dunia. Disini saya akan membahas energi terbarukan yang lebih spesifiknya adalah energi surya. Energi surya yang saya bahas disini pun lebih spesifiknya lagi untuk system pengangkatan air atau dapat disebut Solar Water Pumping System (SWPS). SWPS ini sudah banyak diterapkan di berbagai Negara, salah satunya di Indonesia. Disini saya akan membahas SPWS di daerah Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta.


Terbentuknya SWPS di panggang ini mempunyai sejarah yang panjang. Awal sekali SWPS ini dirintis dari tahun 2007 oleh mahasiswa Teknik Fisika yang pada tahun itu juga memenangi juara 1 di lomba skala Internasional yaitu “Mondialogo Engineering Award 2007”. Pada tahun 2008 dimulai tapak lokasi di Panggang, Gunung Kidul. Tahun 2009 mulai dibangun SWPS oleh tim KKN-PPM dari UGM yang terdiri dari mahasiswa Teknik Fisika, Teknik Geodesi (untuk pemetaan lokasi), Teknik Sipil (untuk bangun tendon/reservoir). Tahun 2010 mempersiapkan bagaimana caranya agar SWPS ini dapat sustainable, tentunya juga mengajak mahasiswa dari cluster sosial untuk hal ini.

Dana yang didapatkan dari menang lomba “Mondialogo Engineering Award 2007” adalah 200.000 euro. Dana tersebut tidak cukup untuk membangun SWPS ini, maka bekerja sama dengan Dinas PU dan PT.WIKA. PU menyediakan pipa, dan WIKA menyediakan pompa, sedangkan dana dari mondialogo untuk sistem ketenagaanya.

Secara garis besar SPWS ini menggunakan panel surya/photovoltaic sebagai input listrik pompa, pompa ini mengangkat air dari mata air ke reservoir, dari reservoir ini di alirkan ke warga. Dengan adanya bantuan SWPS  warga tidak perlu jauh-jauh lagi mengambil air ke sumber mata air. Berikut saya tampilkan gambar dan video keadaan SWPS di panggang:

SWPS secara kelseluruhan

Video SWPS Panggang:


Penjelasan SWPS dimulai dengan penjelasan:

1. Keadaan lokasi & pemetaan
Kanan: Tempat mata air, Kiri: Mata air yang ditampung 

perjalanan dari rumah warga ke mata air yang ditampung

Pemandangan lokasi dilihat dari atas bukit

Kanan: Pemetaan Topografi, Kiri: Peta Kontur Lokasi


2. Komponen-komponen
            a) Panel Surya & Inverter

Kanan: Panel Surya dan dibawahnya Inverter, Kiri: Inverter

            b) Pompa
Lorentz PS1200 HR-04H

Lorentz PS1200 HR-04H

            c) Reservoir

Reservoir/Tandon

            d) Kabel dan Pipa

Pipa PDAM dan SWPS


3. Penjelasan sistem secara menyeluruh dan detail
4. Pemanfaatan oleh masyarakat panggang

Sekretariat OPAKg

5. permasalahan

Setelah membahas SPWS, saya juga ingin menambahkan beberapa  hal tenteng energi surya, pembahasan energi surya dimulai dengan:

1. Prospek & kesempatan energi surya

Space Solar Power System

2. Permasalahan energi surya
3. Aplikasi energi surya

Setelah membahas SWPS dan Energi surya, keduanya sama-sama mempunyai prospek yang besar, dan dapat dirasakan oleh masyarakat menengah kebawah, masyarakat menengah, dan masayarakat menengah keatas. Dengan tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat, untuk menambah pengetahuan, untuk referensi, dan lain-lain.Semoga dapat  bermanfaat.

Terima Kasih

Masih dalam tahap editing, maaf jika memberi informasi yang tidak lengkap, secepatnya akan di update yang lengkap nya. tks

Friday, April 19, 2013

Pembuatan dan Prospek Briket

Pada tulisan kali ini saya akan membahas salah satu energi terbarukan yaitu tentang biomassa, yang lebih spesifiknya lagi adalah briket.Berikut pembahasan mengenai briket dari hasil presentasi mas Yoga Susatyo (TF UGM '09) & mas Ridwan Arif (TF UGM '09) yang waktu itu berbagi ilmu kepada adik angkatan nya di TF UGM.

Penjelasan akan dibagi  menjadi 4 bagian yaitu:

1. Biomassa
 Apapun yang mengandung karbon dapat menjadi biomassa. Biomassa sendiri terbagi menjadi:
               1. Biogas
               2. Briket
               3. Bioetanol
               4. Biodisel

Total kontribusi sumber energi biomassa diperkirakan sebesar 36% dari total kebutuhan energi di indonesia. Transaksi energy biomassa di Indonesia (kayu bakar, arang dan briket biomassa) mencapai 2,317 juta dolar AS per tahun. Berdasarkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2006-2025, ditulisakan bahwa potensi biomassa mencapai 49.81 GW, sedangkan pemanfaatan nya baru 0,3 GW seperti dapat dilihat di table berikut: 
Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025


Tentu saja biomassa ini sangat berprospek untuk pemanfaatan energi di indonesia. Pada tanggal 2 juli 2006 presiden SBY mengadakan rapat yang membahas BBN (Bahan Bakar Nabati) sebagai energi alternatif di masa depan, yang arti pemerintah pun juga tengah mempersiapkan untuk merealisasikan biomassa di masyarakat.

2. Briket
Pembahasan selanjutnya akan lebih terfokus pada Briket. Agar lebih mudah membayangkannya briket adalah arang, namun bukan seperti arang biasa yang terbuat dari kayu, briket terbuat dari bahan organik yang diarangkan. Beberapa bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk membuat briket adalah sekam padi, bonggol jangung, ampas tahu, dan masih banyak yang lainnya.


Berbagai Macam Bentuk Briket

Kemudian arang ini dapat digunakan untuk memasak dan lain-lain menggantikan gas elpiji. Kelebihan menggunakan briket adalah lebih hemat energi karena briket terbuat dari bahan organik, sedangkan gas elpiji berasal dari gas alam yang suatu saat akan habis. Maka briket dapat menjadi salah satu alternatif penggunaan energi.

3.Pembuatan Briket
Sekarang akan  masuk teknis pembuatan briket. Briket dibuat dengan proses karbonisasi. Proses karbonisasi adalah mengubah bahan mentah menjadi arang. Berikut alur pembuatan briket:
Tahap Pembuatan Briket
Sumber: Slide mas Yoga & Ridwan
Langkah pertama yang dikerjakan dalam membuat briket adalah penjemuran bahan baku, dilakukann tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam briket, mengurangi kadar air pertama kali dilakukan pada bahan baku. Tahap selanjutnya adalah pirolisis, pirolisis adalah proses dekomposisi kimia bahan organik dengan kadar oksigen yang sangat sedikit sehingga bahan baku mengalami pemecahan struktur menjadi fase gas. Bahan yang akan dipirolisis harus cukup kering, kemudian dari pirolisis ini dihasilkan arang.

Tahap selanjutnya lagi adalah  penghancuran & pengayakan, tahap ini dilakukan agar luas permukaan akan menjadi lebih luas. Tahap selanjutnya pencampuran perekat, pencampuran perekat dilakukan agar bahan-bahan yang tercampur dapat bersatu tidak terpecah-pecah. Pencampuran perekat dapat dilakukan dengan macan-macam perekat tergantung kemauan pembuat, pada pembuatan briket yang dilakukan mas yoga dan mas ridwan perekat yang digunakan adalah tepung kanji. untuk komposisi perekat tepung kanji, kanji terlebih dahulu dicampur dengan air kemudian diaduk bersama-sama, dan kemudian dipanaskan hingga telah tercampur dengan sempurna. Setelah perekat didapat, perekat dicampurkan dengan arang. Perbandingan antara perekat dan arang adalah arang:perekat=10:1.

Tahap selanjutnya adalah pencetakan, pencetakan dilakukan agar didapat bentuk briket yang diinginkan. Briket sendiri mempunyai macam-macam bentuk sesuai dengan penempatan dan pemanfaatannya. Pencetakan ini biasanya dilakukan dalam wadah khusus dengan tekanan yang paling baik adalah 200Kg/cm2. Tahap selanjutnya adalah pengeringan, pengeringan dilakukan agar briket yang sudah jadi dari hasil pencetakan menjadi lebih kering, pengeringan biasanya dilakukan dengan menjemurnya di matahari. Tahap selanjutnya adalah pengujian, tahap ini akan dijelaskan lebih detail di bagian 4.

 4.Pengujian Kualitas Briket
Briket yang telah dibuat harus diuji terlebih dahulu agar mendapatkan briket dengan kualitas yang baik dan efisien. Pengujian kualitas briket terdiri dari 5 pengujian, yaitu:
a. Pengujian Kadar  Air
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
semakin sedikit kadar air yang ada dalam briket maka kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus

b. Pengujian Kadar Volatil
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Volatile adalah kandungan bahan lain yang menguap selain air, seperti H2 dan N2

c. Pengujian Kadar Abu
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Semakin banyak kadar  abu yang dihasilkan maka semakin buruk  kualitas briket. Menurut standar SNI, briket yang diperbolehkan adalah briket dengan kadar abu kurang dari 8%

d. Pengujian Kadar Karbon Terikat
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Semakin tinggi kadar  karbon terikat maka semakin bagus kalor yang dihasilkan

e. Pengujian Nilai Kalor
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Nilai kalor yang didapat, menggambarkan berapa banyaknya energi yang terdapat dalam briket

Berikut pembahasan tentang briket, salah satu energi baru terbarukan yang mempunyai prospek besar kedepannya, terlebih Indonesia adalah negara yang melimpah di sektor pertanian dan peternakan, itu artinya akan banyak bahan organik yang dapat dihasilkan Indonesia dan dapat dijadikan Briket. Semoga dapat memberi gambaran tetang apa dan bagaimana briket.

Thursday, April 4, 2013

Biogas, UGM dan Indonesia

Pada tulisan kali ini saya akan membahas bagaimana biogas bekerja, bagaimana memaksimalkan hasil dari biogas, biogas dari sisi sosial, dan permasalahan biogas, berdasarkan hasil kunjungan teman-teman Teknik Fisika UGM ke KP4 UGM.

KP4 UGM merupakan singkatan dari Kebun pendidikan, penelitian, dan pengembangan pertanian UGM. Melihat adanya peluang untuk mengembangkan biogas di KP4 ini, para dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik UGM tertarik untuk membuat biogas di KP4 ini, alhasil sekarang sudah terbentuk 3 biodigester di KP4 UGM ini. Bahkan tidak hanya Fakultas teknik, namun Fakultas kehutanan, Biologi,Pertanian, Kedokteran Hewan juga ikut ambil bagian dalam pengembangan biogas dari berbagi sisi. Berikut beberapa foto yang didapat teman saya, Narendra widianto, di KP4 UGM.



Sumber: Narendra Widianto

Penjelasan Biogas 
Untuk lebih mudah membayangkan, ada 2 video yang dari youtube.com  yang saya rekomendasikan kepada anda untuk memahami biogas secara garis besar. Yaitu:
-http://www.youtube.com/watch?v=bUBAndojs50
Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogen yang terjadi pada material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerob

Kita akan membahas ulang bagaimana sistem kerja dari biogas dan komponen-komponen  didalammnya. Analogikan semua proses biogas seperti blok diagram berikut:


Kemudian pembahasan dibagi menjadi 2, yaitu Input & Output, dan Proses:

1.Input & Output
Input  dari biogas adalah limbah organik. Mengapa input biogas adalah limbah organik? Karena limbah organik ini dapat menghasilkan gas metana CH4, dimana gas metana ini dapat menghasilkan panas yang kemudian panas nya dapat dimanfaat kan untuk berbagai kegunaan. Gas metana yang dihasilkan berbeda-beda, tergantung mahluk hidup apa yang menghasilkan limbah organik.berikut tabel yang menunjukkan kadar metana yang dihasilkan mahluk hidup:
Di KP4 UGM input yang dipakai adalah kotoran sapi. Setiap harinya sebanyak 200Kg kotoran sapi yang dihasilkan dan dipakai untuk input biogas. Selain kotoran sapi, kotoran sapi itu ditambahkan air dengan perbandingan antara air dan kotoran sapi adalah 1:1.
Sumber: Narendra Widianto

Output biogas dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Inti dari output biogas adalah Gas Metana, dan ampas kotoran. Gas metana ini dapat digunakan untuk generator, kompor biogas, penerangan, bahan bakar mesin bermotor dan lain-lain. Di KP4 UGM sendiri gas metana sudah dimanfaatkan untuk gen-set, petromaks, kompor biogas, pompa air, dan motor dan mobil bertenaga biogas. Sedangkan ampas kotoran sapi digunakan untuk pupuk ditanaman sekitarnya.
Gas metana yang dihasilkan ditampung dalam kontong-kantong plastik yang besar seperti gambar dibawah:
Perbandingan gambar animasi pada video diatas dan foto di KP4
Sumber youtube.com dan Narendra Widianto
Aplikasi penggunaan output biogas
Motor Hijau, Petromak, Kompor Biogas, Penerangan kandang, Gen-set
Sumber Narendra Widianto

2. Proses
Jika dibagian 1 kita sudah melihat apa input dan outputnya dari biogas, maka sekarang akan dibahas setiap proses dari mulai pengolahan input, sampai didapatkan input seperti yang telah dijelaskan diatas. pembahansan dibagi menjadi 3, yaitu pengolahan input, pengolahan dalam biodigester, dan pengolahan output.
Sistem biogas di KP4 secara keseluruhan
Sumber: 13P_CahyonoA_Management of methane.pdf
a) Pengolahan Input
input biogas adalah kotoran sapi dan air. ditambahkannya air pada input agar kotoran yang tadinya masih sangat padat atau mungkin kering menjadi lebih cair. penambahan air dan kotoran ini mempunyai perbandingan 1:1, artinya banyaknya  air dan kotorang yang dimasukkan adalah sama banyak. tujuan ditambahkannya air agar kotoran lebih mudah bergerak kemana dengan sendirinya. setelah input cukup cair maka input akan mengalir sendiri kebawah kedalam biodigester melalui pipa. pada pengolahan inpur di KP4 masih manual yaitu menggunakan tenaga manusia, seperti gambar dibawah dilihat bahwa proses penambahan  dan pencampuran air dengan kotoran dilakukan oleh manusia.

Sumber: youtube.com dan Narendra Widianto
b) Pengolahan dalam Biodigester
Reaktor biogas bisa juga disebut biodigester. dalam reaktor inilah terjadi proses dimana limbah organik dapat menghasilkan gas-gas yang salah satunya adalah gas metana, gas yang mempunyai nilai kalor tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.Biogas dapat dihasilkan dalam sebuah biodigester karena didalamnya terjadi proses penguraian material organik secara anaerob (tanpa oksigen). penguraian material organik ini dilakukan oleh bakteri pengurai metanogen dalam biodigester, itu lah mengapa hanya limbah organik yang dapat menghasilkan biogas. Proses penguraian ini terjadi secra alami di dalam digester. Biogas dihasilkan pada hari ke 4-5 setelah reaktor penuh, kemudian mencapai puncaknya pada hari ke 20-25

Bakteri methanogen secara alami dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti air bersih, endapan, air laut, sapi, kambing, lumpur atau TPA. Dalam pembuatan biodigester pun ada faktor-faktor yang harus diperhatikan agar proses penguraian terjadi secara optimal, faktor-faktor tersebut adalah:

-Lingkungan Abiotis
Biodigester harus dijaga dalalm keaadaan yang tidak terjadi kontak langsung dengan oksigen, karena jika terjadi kontak langsung dengan oksigen dapat menyebabkan penurunan produksi gas metana. Oleh karena itu biogas tidak boleh bocor
-Suhu
Biogas ditanam dalam tanah mempunyai tujuan yaitu agar temperatur di dalam biogas tidak mudah berubah, karena jika temperatur berubah-ubah maka akan mempengaruhi penguraian limbah organik yang dilakukan bakteri. secara  umum ada 3 temperatu yang disenagi oleh bakteri:
               1. Priscophilic (4-20 C), untuk negara beriklim subtropis atau dingin
               2. Mesophilic (20-40 C)
               3. Thermophilic (40-60 C), untuk mendigesti material, bukan untuk menghasilkan biogas
Untuk Indonesia yangg beriklim tropis digunakan unheated digester untuk kondisi temperatue tanah 20-30 C
-ph
Bakteri berkembang dengan baik pada kondisi yang agak asam yaitu dengan pH antara 6,6-7,0 dan tidak dibawah 6,2
-Rasio C/N Bahan Isian
Syarat ideal proses pembentukan biogas adalah rasio C/N = 25-30. karena itu penambahan bahan  yang mengandung karbon (C) seperti jerami, atau N seperti ure diperluukan agar rasio  C/N mencapai 20-30
-Kadar Bahan Kering
Setiap bakteri memilikinilai kapasitas kebutuhan air tersendiri. ketika kapasitasnya tepat maka aktifitas bakteri didalam  biodigester akan optimal. Proses pembentukan biogas akan optimal jika konsentrasi bahan kering terhadap air adalah 0,26 Kg/L
-Pengadukan
Pengadukan dilakukan untuk  mencegah terjadinya benda-benda yang mengapung pada permukaan cairan. Pengadukan juga bertujuan agar  kondisi temperatur dalam biodigester seragam
-Zat Racun
beberapa zat beracun yang dapat menggangu kinerja biodigester antara lain adanya air sabun, detergen, dan creolin
Sumber: kamase.org

Sumber: youtube.com dan Narendra Widianto

c) Pengolahan Output
- Pemurnian Gas Metana
output dari biogas yang dipakai adalah gas metana, namun gas yang dihasilkan biogas tidak murni metana, ada kandungan gas lain seperti karbon dioksida, nitrogen, hidrogen dan lain-lain. Pada limbah sapi sendiri menghasilkan metana, karbon dioksida, nitrogen, oksigen, hidrogen sulfida, dan propena. gas-gas selain metana ini lah yang tidak diinginkan di dalam biogas karena dapat mengurangi nilai kalori sehingga efisiensi biogas berkurang. Kadar gas metana yang dihasilkan biogas antara 40%-60%. Namun UGM telah melakukan penelitian untuk pemurnian biogas ini, keunggulan dari pemurnian ini yaitu kadar gas metana yang dihasilkan mencapai 80%-85%, sebuah angka yang cukup tinggi dibandingkan sebelumnya, kita patut berbangga UGM dan Indonesia mempunyai peneliti-peneliti yang hebat.
sumber: http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=2471
 gama kompresing
 purification kit
sumber: 13P_CahyonoA_Management of methane.pdf

- Gama Kompresing
Agar gas metana yang dihasilkan dari proses pemurnian dapat digunakan secara fleksibel dan dapat didistribusikan dengan mudah maka gas tersebut dapat disimpan dalam tabung dengan menggunakan alat kompresor, sehingga biogas yang dihasilkan tidak lagi ditampung pada kantong-kantong plastik. Alat kompresor yang diciptakan UGM ini adalah Gama Kompresing.


- Pengemasan Gas Metana
Seperti yang telah dijelaskan diatas, biogas yang dihasilkan di KP4 ini masih disimpan dalam kantong-kantong plastik. Hal ini tentu menyulitkan pemakai jika ingin membawa biogas kemana-mana (tidak fleksibel). Maka dalam pengembangan nya, biogas yang dihasilkan UGM telah dapat dimasukkan kedalam tabung gas elpiji 3Kg dan 12Kg. Selanjutnya tabung gas tersebut dapat digunakan tabung gas biasa. Teknologi penegmasan biogas dalam tabung ini tentunya melewati beberapa proses yaitu pemurnian kemudian dikompres ke dalam tabung

- Pemanfaatan Ampas
Ampas kotoran yang sudah melewati biodigester akan keluar dengan sendirinya. Ampas ini ternyata masih ada gunanya juga yaitu untuk pupuk tanaman sekitarnya. di KP4 ampas biogas juga sudah digunakan untuk pupuk tanaman disekitarnya
Sumber: youtube.com dan Narendra Widianto
-Perbandingan biogas dengan bahan bakar lainnya
Jika biogas dibandingkan dengan bahan bakar lainnya, maka ada suatu persamaan-persamaan dimana jika 1m3 biogas akan sama dengan 0,62lt minyak tanah. Perbandinagn biogas dengan bahan bakar lain dapat dilihat pada tabel  berikut:

Permasalahan Biogas
Permasalahan yang paling sering terjadi pada reaktor biogas yaitu bocor. Hal ini terjadi karena biodigester tidak terisi penuh sehingga volume limbah organik tidak menutupi pipa outlet tempat ampas keluar, jadi seharusnya biodigester terisi penuh sampai menutupi pipa outlet. Faktor penyebab kebocoran lainnya adalah sambungan pipa dan kontruksi dinding biodigester sendiri.

kekurangan yang juga terdapat di biodigester KP4 adalah tidak adanya indikator tekanan gas yang ada dalam biodigester. kekurangan lainnya adalah pada pengolahan input biogas masih manual atau menggunakan tenaga manusia, padahal dalam pengolahan inputnya dapat menggunkan suatu mesin yang berfungsi seperti blender.

permasalahan lainnya adalah biogas hanya digunakan dalam skala kecil di Indonesia, seperti di KP4 dan tempat-tempat lain. Padahal jika melihat swedia telah membuat suatu reaktor besar untuk menyuplai listrik dalam skala besar ke masyarakatnya. Indonesia sendiri termasuk negara yang mempunyai potensi besar dari segi biogas karena Indonesia masih mengandalkan sektor pertanian dan peternakan, namun pemanfaatnnya belum dalam skala besar. Hal ini mungkin terjadi karena biogas terbentuk karena faktor kesediaan, artinya jika hanya tersedia sedikit limbah maka hasilnya juga sedikit begitu juga sebalinya.

Biogas dari Sisi Sosial
Biogas sudah masuk ke Indonesia selama 23 tahun, namun dalam perkembangannya belum terlihat hasil berupa skala besar, hal ini harusnya memicu para peneliti untuk terus mengembangkan biogas dan pemerintah dalam merealisasikan ketersediaan biogas di masyarakat.

Di KP4 sendiri masih kekurangan tenaga ahli yang ahli dalam merawat biogas

Namun biogas sendiri dimata masyarakat masih sesuatu yang "jijik". Banyak warga yang beranggapan biogas kan dari kotoran, masa dipake buat kompor gas?. Hal ini tentu harus disosialisasikan kepada masyarakat bahwa biogas aman dipakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari termasuk masak-memasak dan banyak manfaatnya.