Friday, April 19, 2013

Pembuatan dan Prospek Briket

Pada tulisan kali ini saya akan membahas salah satu energi terbarukan yaitu tentang biomassa, yang lebih spesifiknya lagi adalah briket.Berikut pembahasan mengenai briket dari hasil presentasi mas Yoga Susatyo (TF UGM '09) & mas Ridwan Arif (TF UGM '09) yang waktu itu berbagi ilmu kepada adik angkatan nya di TF UGM.

Penjelasan akan dibagi  menjadi 4 bagian yaitu:

1. Biomassa
 Apapun yang mengandung karbon dapat menjadi biomassa. Biomassa sendiri terbagi menjadi:
               1. Biogas
               2. Briket
               3. Bioetanol
               4. Biodisel

Total kontribusi sumber energi biomassa diperkirakan sebesar 36% dari total kebutuhan energi di indonesia. Transaksi energy biomassa di Indonesia (kayu bakar, arang dan briket biomassa) mencapai 2,317 juta dolar AS per tahun. Berdasarkan Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2006-2025, ditulisakan bahwa potensi biomassa mencapai 49.81 GW, sedangkan pemanfaatan nya baru 0,3 GW seperti dapat dilihat di table berikut: 
Sumber: Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025


Tentu saja biomassa ini sangat berprospek untuk pemanfaatan energi di indonesia. Pada tanggal 2 juli 2006 presiden SBY mengadakan rapat yang membahas BBN (Bahan Bakar Nabati) sebagai energi alternatif di masa depan, yang arti pemerintah pun juga tengah mempersiapkan untuk merealisasikan biomassa di masyarakat.

2. Briket
Pembahasan selanjutnya akan lebih terfokus pada Briket. Agar lebih mudah membayangkannya briket adalah arang, namun bukan seperti arang biasa yang terbuat dari kayu, briket terbuat dari bahan organik yang diarangkan. Beberapa bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk membuat briket adalah sekam padi, bonggol jangung, ampas tahu, dan masih banyak yang lainnya.


Berbagai Macam Bentuk Briket

Kemudian arang ini dapat digunakan untuk memasak dan lain-lain menggantikan gas elpiji. Kelebihan menggunakan briket adalah lebih hemat energi karena briket terbuat dari bahan organik, sedangkan gas elpiji berasal dari gas alam yang suatu saat akan habis. Maka briket dapat menjadi salah satu alternatif penggunaan energi.

3.Pembuatan Briket
Sekarang akan  masuk teknis pembuatan briket. Briket dibuat dengan proses karbonisasi. Proses karbonisasi adalah mengubah bahan mentah menjadi arang. Berikut alur pembuatan briket:
Tahap Pembuatan Briket
Sumber: Slide mas Yoga & Ridwan
Langkah pertama yang dikerjakan dalam membuat briket adalah penjemuran bahan baku, dilakukann tahap ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam briket, mengurangi kadar air pertama kali dilakukan pada bahan baku. Tahap selanjutnya adalah pirolisis, pirolisis adalah proses dekomposisi kimia bahan organik dengan kadar oksigen yang sangat sedikit sehingga bahan baku mengalami pemecahan struktur menjadi fase gas. Bahan yang akan dipirolisis harus cukup kering, kemudian dari pirolisis ini dihasilkan arang.

Tahap selanjutnya lagi adalah  penghancuran & pengayakan, tahap ini dilakukan agar luas permukaan akan menjadi lebih luas. Tahap selanjutnya pencampuran perekat, pencampuran perekat dilakukan agar bahan-bahan yang tercampur dapat bersatu tidak terpecah-pecah. Pencampuran perekat dapat dilakukan dengan macan-macam perekat tergantung kemauan pembuat, pada pembuatan briket yang dilakukan mas yoga dan mas ridwan perekat yang digunakan adalah tepung kanji. untuk komposisi perekat tepung kanji, kanji terlebih dahulu dicampur dengan air kemudian diaduk bersama-sama, dan kemudian dipanaskan hingga telah tercampur dengan sempurna. Setelah perekat didapat, perekat dicampurkan dengan arang. Perbandingan antara perekat dan arang adalah arang:perekat=10:1.

Tahap selanjutnya adalah pencetakan, pencetakan dilakukan agar didapat bentuk briket yang diinginkan. Briket sendiri mempunyai macam-macam bentuk sesuai dengan penempatan dan pemanfaatannya. Pencetakan ini biasanya dilakukan dalam wadah khusus dengan tekanan yang paling baik adalah 200Kg/cm2. Tahap selanjutnya adalah pengeringan, pengeringan dilakukan agar briket yang sudah jadi dari hasil pencetakan menjadi lebih kering, pengeringan biasanya dilakukan dengan menjemurnya di matahari. Tahap selanjutnya adalah pengujian, tahap ini akan dijelaskan lebih detail di bagian 4.

 4.Pengujian Kualitas Briket
Briket yang telah dibuat harus diuji terlebih dahulu agar mendapatkan briket dengan kualitas yang baik dan efisien. Pengujian kualitas briket terdiri dari 5 pengujian, yaitu:
a. Pengujian Kadar  Air
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
semakin sedikit kadar air yang ada dalam briket maka kualitas pembakaran briket tersebut semakin bagus

b. Pengujian Kadar Volatil
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Volatile adalah kandungan bahan lain yang menguap selain air, seperti H2 dan N2

c. Pengujian Kadar Abu
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Semakin banyak kadar  abu yang dihasilkan maka semakin buruk  kualitas briket. Menurut standar SNI, briket yang diperbolehkan adalah briket dengan kadar abu kurang dari 8%

d. Pengujian Kadar Karbon Terikat
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Semakin tinggi kadar  karbon terikat maka semakin bagus kalor yang dihasilkan

e. Pengujian Nilai Kalor
Sumber: Slide mas yoga & ridwan
Nilai kalor yang didapat, menggambarkan berapa banyaknya energi yang terdapat dalam briket

Berikut pembahasan tentang briket, salah satu energi baru terbarukan yang mempunyai prospek besar kedepannya, terlebih Indonesia adalah negara yang melimpah di sektor pertanian dan peternakan, itu artinya akan banyak bahan organik yang dapat dihasilkan Indonesia dan dapat dijadikan Briket. Semoga dapat memberi gambaran tetang apa dan bagaimana briket.

No comments:

Post a Comment